Titip Salam Untuk Ayah Dari Aku
Dibuat Oleh: Raymond Onek
Perjalanan hidupku ini terasa berbeda dengan sebelumnya.Terukir sebuah kenangan yang sangat ku rindukan dalam hidupku selama ini bersama seorang sosok yang selama ini menjadi pahlawan hidupku.Hati terasa sedih pun tidak,gembira pun tidak hanya yang ada adalah netral dalam hidupku ini saat mendengar kepergiaannya yang sangat membutuhkanku disaat ia menghembusakan nafas terakhirnya.Perih kehidupan yang harus dihadapinya,begitu sulit menerima,tetapi hanya salam yang bisa ku sampaikan kepadanya melalui yang Maha Kuasa.Penyesalan sampai saat ini masih sulit di kikis dari hati yang masih sangat membutuhkan kasih dan pelukan seorang ayah.Nafas kehidupannya hanya berlalu begitu saja,tanpa ku ikuti hembusan nafasnya yang terakhir pada saat ia sangat membutuhkan ku.
Hidup ini seumpama “Sebuah Piano yang hanya menunggu kapan Tuhan datang memainkannya dan akan menghasikan sebuah melodi yang indah yang akan di bawa ke dalam kehidupan di surga”.Tarikan nafas dari dalam hati yang paling dalam membuat ku semakin tegar,walaupun seperti di lempar batu sedihnya,tetapi hanya tersimpan dalam sebuah buku hariaan ku.Kisah perjalananku bersamanya sulit terhapus dari kalbu yang selama ini ku simpan wajahnya sebagai penompang dalam perjalanan yang harus bermula dari nol kembali,apabila mendengar kepergiaannya.
Saat inilah aku harus berjalan tanpa terang dalam kegelapan,karena tidak akan ada lagi pelita penerang jalanku yang selama ini menjadi harapan dalam hidupku.Panggilan hidupku ditemukan melalui kepergiaan ayahku.Melalui kepergiaan semangat dalam hidup yang selama ini ku bawa dalam buku hariaanku yang tertulis semua pesan yang disampaikannya melalui pertemuaan terakhirku dengannya sebelum kepergiaannya.
Hidup terasa seperti tidak percaya akan kepergiaannya,walaupun banyak orang berkata “ayahmu sudah tiada pergi takkan kembali” yang ada dalam pikiran ku adalah biarpun dia sudah tidak kembali,tetapi dia selalu ada dalam setiap langkah hidup yang ingin kami capai dan katakan kepadanya pada saat ia masih hidup.Sekarang yang harus ku pikirkan adalah bagaimana aku sukses dalam cita-citaku dan bagaimana aku membanhagiakan orang yang masih bersamaku didunia ini dalam segala harapan mereka padaku.
Komitmen yang ada pada diriku adalah tetap maju karena semua tantangan bukan tantangan bagiku untuk melangkah mundur dan harus tetap melihat kedepan dengan keyakinan yang penuh walaupun banyak kepediaan yang menghambat penglihatanku bukanlah suatu penghalang bagiku untuk tidak dapat melihat kedepan.Kunci kesuksesan skarang ada ditanganku,hal inilah yang aq pikirkan sampai sekarang.Aku sekarang adalah aku,semuanya kembali pad diriku sendiri bagimana aku menyikapinya dalam perjalanan panggilanku yang masih jauh ini.
Kisah perjalanan dan resiko bukanlah suatu alasan untuk aku keluar dari seminari,melainkan bagimana aku berproses dalam hidup dan menerima semua ini sebagai suatu kunci yang membuka ku untuk melangka tetap maju mencapai kesuksesan.Biarpun jauh tetapi semua jalan pasti mempunyai suatu penghujung.Semua diserahkan kepada yang memimpin yaitu: Tuhan yang Maha Esa.